Big Camp Scout Manusa 2025: Dari Tenda Pramuka, Lahir Semangat Sosial, Religi, dan Cinta Sejarah

 



Pacitan,– MATARAMANTODAY.com

Tiga hari penuh warna tersaji di halaman Museum Song Terus Wareng saat digelarnya Big Camp Manusa 2025, perkemahan akbar Gudep 03.101/03.102 Ambalan Bung Tomo dan R.A. Kartini MA Nusantara.

Dari Kamis (25/9) hingga Sabtu (27/9), sebanyak 58 peserta dan 15 pembina larut dalam semangat kebersamaan melalui ajang Penerimaan Tamu Ambalan yang dikemas penuh keceriaan, nilai edukasi, dan kepedulian sosial.

Lebih dari sekadar perkemahan, kegiatan ini menjadi wadah pembinaan generasi muda pramuka di tengah nuansa sejarah dan budaya. Tak hanya berisi agenda kepramukaan, rangkaian acara juga dimeriahkan dengan bakti sosial, Festival Anak Sholeh se-Kecamatan Punung, serta tur edukatif ke ruang pamer Museum Song Terus, yang memperkaya pengalaman seluruh peserta.

Suasana khidmat mewarnai puncak pembukaan yang dihadiri langsung oleh KH. Mahmud, Kepala Inspektorat Pacitan. Dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, beliau menyampaikan tausiyah penuh makna sekaligus meresmikan dibukanya Big Camp Scout Manusa 2025.

Ribuan pasang mata memenuhi amphitheater Song Terus, termasuk Pengawas Madrasah, Forkopimca Punung, Ketua Yayasan LPYP Terpadu Latahzan, Pimpinan Pondok Jonawi Entrepreneur, serta masyarakat umum. Momen paling menyentuh adalah ketika santunan diberikan kepada anak yatim—simbol nyata kepedulian Pramuka Manusa. Sementara itu, Festival Anak Sholeh tampil memukau dengan hafalan Al-Qur’an, nasyid, dan seni Islami yang menghadirkan suasana religius sekaligus menghibur.

Keceriaan semakin meriah di hari kedua. Para peserta menampilkan bakat terbaik mereka melalui pentas seni: mulai dari yel-yel membakar semangat, tarian tradisional yang memikat, atraksi bela diri penuh energi, hingga drama kolosal yang memukau. Semua penampilan menghadirkan sorak kagum sekaligus mempererat persaudaraan antarambalan.

Mohsin, Pengawas Madrasah sekaligus perwakilan Kemenag Pacitan, menegaskan pentingnya perkemahan pramuka sebagai ajang pembentukan karakter.

“Pramuka itu wajib diikuti siswa karena membentuk budi pekerti, disiplin, dan jiwa kebersamaan. Saya bangga melihat semangat luar biasa adik-adik di sini,” ungkapnya dengan penuh apresiasi.

Sementara itu, Kak Syarif, Kamabigus Ambalan Bung Tomo dan RA Kartini, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung.

“Big Camp ini sudah jadi agenda tahunan yang kini memasuki tahun ketiga. Harapan kami, ke depan bisa semakin semarak, maju, dan bermanfaat bagi generasi muda,” ujarnya penuh optimisme.

Dukungan juga mengalir dari tuan rumah, Haris, Pimpinan Museum Song Terus, yang berharap kolaborasi serupa dapat terus berlanjut.

“Kami bangga museum ini menjadi bagian dari kegiatan besar ini. Semoga ke depan semakin erat kerja sama antara Pramuka dan Museum Song Terus, khususnya dalam memperkenalkan warisan sejarah Pacitan kepada generasi muda,” tuturnya.

Dengan mengusung semangat “Berkarya, Berbagi, Beriman”, Big Camp Manusa 2025 bukan hanya perkemahan biasa. Ia adalah bukti nyata bahwa pramuka mampu memadukan edukasi, spiritualitas, seni, dan kepedulian sosial dalam satu perhelatan besar.

Inilah momen di mana generasi muda ditempa menjadi pribadi tangguh, berkarakter, sekaligus peka terhadap sesama. Dari Song Terus Wareng, Pacitan, gema pramuka muda bergema: penuh semangat, penuh makna, dan penuh harapan. (RED)

0/Post a Comment/Comments

Dibaca :